Kamis, 27 September 2012

Laa Tahzan

TAK ADA GUNANYA BERDUKA
    
Maksud saya membahas masalah ini adalah agar saya sampai pada sebuah kesimpulan, dengan sasaran yang saya bidik agar manusia itu tidak uring-uringan, menyerah sepenuhnya kepada qadha’, ridha terhadap pilihan Rabb-nya, dan tidak bersedih hati  atas sesuatu yang telah lalu.
Pada saat saya masih di sekolah dasar, saya selalu ingin menjadi yang terbaik di antara teman2 sekelas. Oleh karena itu, saya paksakan diri untuk belajar mati-matian. Setiap kali saya menyerahkan kertas ujian muncul perasaan sedih, gundah, gelisah, dan khawatir terhadap hasil dan nilai yang akan saya capai. Di rumah, saya kembali mengulangi jawaban2 terhadap soal2 yang di ujikan. Saya kemudian mengira-ngira nilai yang bisa saya raih, dan memperbaiki jawaban2 saya. Saya menggigiti kuku saya karena gundah. Ketika nilai keluar, ada yang menyenangkan dan ada jugayang membuat kecewa. Namun sejauh ingatan saya, kegundahan itu tidak pernah menaikkan ranking saya di kelas, tidak menjadikan jawaban saya benar, dan tidak pula mengangkat nilai rapor saya.
Aku hidup tanpa mempedulikan hasil,
tidak ada gunanya untuk peduli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar